Islamic Widget

Tuesday, April 12, 2011

Teori Akuntansi dan Perumusannya

PEMBAHASAN

1. Pengertian Teori

Teori adalah susunan konsep, definisi, dan dalam yang menyajikan pandangan yang sistematisfenomena dengan menunjukkan hubungan antara variable yang satu dengan yang lain dengan maksud untuk menjelaskan dan meramalkan fenomena.

Webster Third New International Dictionary mendefinisikan teori sebagai suatu susunan yang saling berkaitan dengan hipotesis, konsep, dan prinsip pragmatis yang membentuk kerangka acuan untuk bidang yang dipertanyakan.

McDonald memberikan tiga elemen teori, yaitu:

1. Membuat kode sebagai symbol fenomena

2. Mengkombinasikannya sesuai dengan peraturan

3. Menterjemahkannya ke dalam fenomena

Kenneth S. Most (1982) mendefinisikan teori sebagai “ suatu pernyataan sistematik mengenai peraturan atau prinsip yang mendasari atau memandu suatu set fenomena.” Teori dapat juga dianggap sebagai kerangka atau susunan ide, penjelasan fenomena, dan prediksi perilaku yang akan datang. Teori adalah penjelasan yang sistematik dan scientific. Kenneth menambahkan bahwa teori memiliki tiga dimensi sebagai berikut :

1. Reductionism yang berarti bahwa teori itu dimulai dari asumsi-asumsi dimana teori itu tidak langsung merujuk ke objek yang diobservasi dan bukan pula pernyataan yang dapat diuji kebenarannya, tetapi dia merupakan bahan rujukan untuk mengamati fenomena. Ia adalah sejenis alat yang lebih cepat dapat dirujuk ke fenomena yang diamati.

2. Instrumentalism yang berarti bahwa teori adalah sebuah instrument atau alat menghitung yang akan digunakan untuk menilai pernyataan tentang suatu observasi. Di sini peranan teori adalah menjelaskan dan meramalkan.

3. Realism yang berarti bahwa teori adalah sekumpulan proposisi atau dalil yang merupakan pernyataan suatu kebenaran atau ketidakbenaran tentang dunia nyata, fenomena atau objek.

2. Pengertian Teori Akuntansi

Teori akuntansi adalah adalah cabang akuntansi yang terdiri dari pernyataan sistematik tentang prinsip dan metodologi yang membedakan dengan praktik. Vernon kam (1986) menganggap bahwa teori akuntansi adalah suatu sistem yang komprehensif dimana termasuk postulat dan teori yang berkaitan dengannya. Dia membagi unsure teori dalam beberapa elemen: postulat dan asumsi dasar, definisi, tujuan akuntasi, prinsip atau standar, dan prosedur atau metode-metode.

Vernon Kam (1986) mengemukakan fungsi dari adanya teori kuntansi sebagai berikut.

1. Menjadikan pegangan bagi lembaga penyusunan standar akuntansi dalam menyusun standarnya.

2. Memberikan kerangka rujukan untuk menyelesaikan masalah akuntansi dalam hal tidak adanya standar resmi.

3. Menentukan batas dalm hal melakukan judgment dalam penyusunan laporan keuangan.

4. Meningkatkan pemahaman dan keyakinan pembaca laporan terhadap informasi yang disajikan laporan keuangan.

5. Meningkatkan kualitas laporan yang dapat diperbandingkan.

Sedangkan Hendriksen (1982) mengemukakan kegunaan teori akuntansi sebagai berikut.

1. Memberikan kerangka rujukan sebagai dasar untuk menilai prosedur dan praktik akuntansi.

2. Memberikan pedoman terhadap praktik dan prosedur akuntansi yang baru.

3. Sifat-sifat Teori akuntansi

Teori akuntansi memiliki beberapa sifat, diantaranya yaitu :

    1. merupakan seperangkat prinsip yang logis, saling terkait dan membentuk kerangka umum
    2. berkaitan erat dengan penyusunan kebijakan akuntansi
    3. harus mencakup semua literatur akuntansi yang memberikan pendekatan yang berbeda-beda satu sama lain
    4. harus dapat memberikan penjelasan mengenai praktik akuntansi, menjawab dan menjelaskan semua fenomena yang melatarbelakangi penerapan suatu metode dalam praktik akuntansi.
    5. harus dapat menjelaskan mengapa perusahaan lebih cenderung menggunakan metode LiFO dartipada FIFO dalam menilai persediaannya
    6. harus bisa memprediksi atau bahkan menemukan gejala akuntansi yang belum diketahui
    7. sangat penting dalam menyusun dan memverifikasi prinsip akuntansi

4. Teori dan Pembuatan Kebijakan Akuntansi

Teori akuntansi berkaitan erat dengan penyusunan kebijaksanaan akuntansi. Teori bersama faktor politik dan kondisi dan system ekonomi akan menentukan pembuatan kebijakan .Dalam penyusunan kebijaksanaan akuntansi yang akan dijadikan sebagai dasar dalam praktik atau teknik akuntansi dipengaruhi oleh berbagai faktor antara lain:

1. Teori akuntansi

2. Faktor politik

3. Kondisi ekonomi

Teori akuntansi akan dapat bermanfaat apabila rumusan teori itu dapat dijadikan sebagai alat untuk meramalkan apa yang akan diharapkan mungkin terjadi di masa yang akan datang. Kalau demikian halnya, mestinya setiap Negara harus memiliki dan merumuskan teori akuntansinya sendiri yang disimpulkan dari kondisi dan fenomena ekonomi social yang dimilikinya, bukan mengambila alih sepenuhnya dari susunan teori akuntansi Negara lain.

Hadibroto (Media Akuntansi 1988) menekankan pentingnya teori akuntansi. Menurut beliau ada sinyalemen yang berkembang yang menganggap bahwa seolah teori akuntansi tidak dibutuhkan. Alas an yang mendasari pemikiran ini adalah baha akuntansi bukanlah merupakan suatu disiplin ilmu yang menjelaskan semua gejala-gejala akuntansi di dalam praktiknya. Akuntansi bersifat teknis dan procedural. Pandangan ini keliru, teori akuntansi dapat memberikan penjelasan mengenai praktik akuntansi, menjawab, dan menjelaskan semua fenomena yang melatarbelakangi penerapan suatu metode dalam praktik akuntansi.

Hendriksen menilai teori akuntansi sebagai suatu susunan prinsip umum akan dapat:

1. Memberikan kerangka acuan yang umum dari mana praktik akuntansi dinilai

2. Teori akuntansi yang dirumuskan tidak akan mampu mengikuti perkembangan ekonomi, sisial, teknologi, dan ilmu pengetahuan yang demikian cepat.

5. Metode Perumusan Teori

Merumuskan teori akuntansi atau dengan kata lain melakukan penelitian akuntansi harus memiliki metode. Belkaoui dan Godfrey mengemukakan dalam literature dikena beberapa metode berikut ini.

1. Metode Deskriptif (Pragmatic)

Dalam metode ini akuntansi dianggap sebagai seni yang tidak dapat dirumuskan, maka metode perumusan teori akuntansi harus bersifat menjelaskan atau descriptive dan menganalisis praktik yang ada dan diterima sekarang.

2. Psychological Pragmatic

Di sini diamati reaksi dari pemakai laporan keuangan terhadap output akuntansi laporan keuangan yang disusun dari berbagai aturan, standar, prinsip atau pedoman. Bidang ini dapat juga disebut behavioral accounting.

3. Metode Normatif (1950-1960)

Disini akuntansi dianggap sebagai norma peraturan yang harus diikuti tidak peduli apakah berlaku atau dipraktikan sekarang atau tidak.

4. Metode Positive (1970)

Suatu metode yang diawali dari suatu metode ilmiah yang sedang berlaku atau diterima umum. Berdasarkan teori ini, dirumuskan problem penelitian untk mengamati perilaku atau fenmena nyata yang tidak ada dalam teori.

6. Pendekatan Dalam Perumusan Teori

Menurut Godfrey, dalam mengaitkan antara teori dengan kenyataan , dikenal tiga jenis hubungan, yaitu

  1. syntactic

Teori dirumuskan dengan garis logis. Hubungan itu dirumuskan dalam bentuk aturan seperti aturan bahasa, aturan matematik, dan lain sebagainya.

  1. Semantic

Teori menghubungkan konsep dasar dari suatu teori ke objek nyata.hubungan ini dituangkan dalam bentuk aturan yang sesuai atau definisi operasional. Semantic menyangkut hubungan kata, tanda, atau symbol dari kenyataan sehingga teori itu lebih mudah dipahami, realistic, dan berarti.

  1. Pragmatic

Tidak semua teori memiliki aspek pragmatis. Disini pragmatis itu berkaitan dengan pengaruh kata-kata, symbol terhadap manusia. Akuntansi dianggap memiliki kemampuan mempengaruhi perilaku manusia.

Teori harus mampu merumuskan kebenaran. Oleh karena itu teori harus selalu diuji. Ada 3 kriteria atau pihak atau sumber yang memiliki wewenang dalam mennetukan kebenaran atas suatu teori, yaitu:

  1. Dogmatic

Kebenaran dikatakan benar karena disampaikan oleh ahli yang memenang memiliki wewenang untuk menyampaikan kebenaran dan ini tidak perlu diuji lagi. Keyakinan pada kebenaran ini hanya berdasar pada kepercayaan, keyakinan, atau iman seseorang. Misalnya keyakinan beragama, charisma seseorang, jabatan, dan lain sebagainya.

  1. Self evidence

Kebenaran disampaikan dari suatu teori yang dibuktikan oleh pengetahuan umum, pengamatan, atau pengalaman.

  1. Scientific

Kebenaran disampaikan dari suatu teori yg dibuktikan lewat metode ilmiah. Teori dirumuskan, diuji, dan seterusnya berulang secara terus-menerus.

7. Perumusan Teori Akuntansi

Dalam literature dikenal beberapa pendekatan dalam menrumuskan teori akuntansi. Masing-masing penulis memberikan metode yang diikutinya. Beberapa pendekatan dalam perumusan teori akuntansi menurut Belkaoui adalah sebagai berikut :

  1. Pendekatan informal terbagi atas :

a. Pragmatis, praktis, dan non teoritis

Dalam metode ini perumusan teori akuntansi didasarkan atas keadaan dan praktik di lapangan. Yang menjadi pertimbangan adalah hal-hal apa yang berguna untuk menyelesaikan persoalan secara praktis.

b. Pendekatan otoriter

Dalam metode ini yang merumuskan teori akuntansi adalah organisasi profesi yang mengeluarkan pernyataan-pernyataan yang mengatur praktek akuntansi.

  1. Pendekatan Teoritis terbagi atas :

a. Deduktif

Perumusan dimulai dari perumusan dalil dasar akuntansi (postulat dan prinsip akuntansi) dan selanjutnya diambil kesimpulan logis tentang teori akuntansi mengenai hal yang dipersoalkan. Pendekatan ini dilakukan dalam penyusunan struktur akuntansi dimana dirumuskan dulu tujuan laporan keuangan, rumuskan postulat, kemudian prinsip, dan akhirnya lebih khusus menyusun teknik atau standar akuntansi.

b. Induktif

Penyusunan teori akuntansi didasarkan pada beberapa observasi dan pengukuran khusus dan akhirnya dari berbagai sampel dirumuskan fenomena yang seragam atau berulang (informasi akuntansi) dan diambil kesimpulan umum (postulat dan prinsip akuntansi). Tahapan yang dilalui adalah:

· Mengumpulkan semua observasi

· Menganalisis golongan observasi

· Penarikan kesimpulan umum

· Pengujian kesimpulan umum

  1. Etik

Dalam pendekatan perumusan akunansi ini digunakan konsep kewajaran, keadilan, pemilikan dan kebenaran. Menurut D.R. Scottkriteria yang harus digunakan dalam perumusan teori akuntansi adalah keadilan dengan memperlakukan pihak yang berkaitan secara adil.

  1. Sosiologis

Yang menjadi perhatian utama dalam perumusan teori akuntansi adalah dampak social dari teknik akuntansi. Jadi yang menjadi perhatian bukan pemakai langsung, tetapi juga masyarakat secra keseluruhan.

  1. Makro Ekonomi

Pendekatan ekonomi dalam perumusan teori akuntansi menekankan pada control perilaku indikator makro ekonomi yang menghasilkan perumusan teori akuntansi. Dengan demikian, pemilihan teknik akuntansi didasarkan pada dampaknya pada ekonomi nasional. Dapat disimpulkan bahawa teknik dan kebijakan akuntansi harus dapat menggambarkan realitas ekonomi dan pilihan terhadap teknik akuntansi harus tergantung pada konsekuensi ekonomi.

Dari literature lain kita mengenal pendekatan komunikatif dalam perumusan teori akuntansi. Pendekatan ini dikembangkan oleh Bedfourd dan Baldouni yang menganggap akuntansi adalah sebagai suatu system yang terpadu dalam proses komunikasi. Disini dirumuskan informasi apa yang perlu dan disajikan oleh perusahaan kepada para pembaca agar mereka dapat menggunakannya dalam proses pengambilan keputusan.

Banyak lagi pendekatan yang perlu dikemukakan disini antara lain behavioural approach, yang menekankan pada aspek perilaku yang ditimbulkan oleh informasi akuntansi, pragmatic, nontheoritical approach, theory of account approach yang melihat akuntansi dari aspek hubungan antara perkiraan yang dibangun dari dasar teori double entry.

8. Perumusan Teori Akuntansi di Indonesia

Sampai saat ini Indonesia masih belum berupaya secara intensif untuk merumuskan teori atau standar akuntansinya sendiri. Kita masih tetap menggunakan teori atau standar akuntansi Amerika atau yang terakhir dari IASC (International Accounting Standard Committee) sebagai dasar pengembangan akuntansi di tanah air. Standar akuntansi keuangan maupun pernyataan standar pemeriksaaan masih mengadopsi atau menterjemahkan standar serat pedoman dari Amerika atau IASC dengan berbagai modifikasi minor. Upaya yang baru dilakukan oleh profesi akuntansi adalah perumusan prinsip akuntansi Indonesia namun belum menyentuh dasar teori akuntansinya.

Sumber :

Elisabet Dian Premanasari

http://kornetcincang.blogspot.com/2009/02/pendekatan-tradisional-dalam-perumusan.html

18 Februari 2009

http://kornetcincang.blogspot.com/2009/02/pendekatan-tradisional-dalam-perumusan.html

harahap, sofyan syafri. 2007. “Teori Akuntansi edisi revisi”. Jakarta: Grafindo

PUSAT LABA

PUSAT LABA

Pengertian

Pusat laba (profit center) merupakan pusat pertanggungjawaban yang memiliki kewenangan untuk mengendalikan biaya-biaya dan menghasilkan pendapatan tetapi tidak memiliki kewenangan untuk mengambil keputusan tentang investasi. Pusat laba hanya bertanggungjawab terhadap tingkat laba yang harus dicapai. Misalnya: pimpinan anak perusahaan atau manajer divisi yang tidak diberi hak untuk mengambil keputusan tentang investasi.

Laba merupakan ukuran kinerja yang berguna karena laba memungkinkan manajemen senior untuk dapat menggunakan satu indicator yg komprehensif, dibandingkan jika harus menggunakan beberapa indicator.

Banyak keputusan manajemen melibtkan usulan untuk meningkatkan beban dengan harapan bahwa hal itu akan menghasilkan peninkatan yang lebih bsar dlam peningkatan penjualan keputusan semacam ini disebut sebagai pertimbangan biaya/pendapatan (expense/revenue trade-off). Tambahan beban iklan adalah salah satu contohnya. Untuk dapat mendelegasikan keputusan trade-off semacam ini dengan aman ke tingkat manajer yang lebih rendah, maka ada dua kondisi yang harus dipenuhi.

1. Manajer harus memiliki akses ke informasi relefan yang dibutuhkan dalam membuat keputusan serupa.

2. Harus ada semacam cara untuk mengukur efektifitasnya suatu trade-off yang dibuat oleh manajer.

Langkah utama dalam membuat pusat laba adalah menentukkan titik terendah dalam organisasi dimana kedua kondisi diatas terpenuhi.

Seluruh pusat tanggung jawab diibaratkan sebagai suatu kesatuan rangkaian yang mulai dari pusat tanggung jawab yang sangat jelas merupakan pusat lana sampai pusat tanggung jawab yang bukan merupakan pusat laba. Manajemen harus memutuskan apakah keuntungan dari delegasi tanggung jawab laba akan dapat menutupi kerugiannya, sebagaimana dibahas berikut ini. Seperti halnya pilihan-pilihan desain system pengendaian maajemen, dalam ini tidak ada batasan-batasan yang jelas.

Manfaat Pusat Laba

· Kualitas keputusan manajer lebih meningkat. Hal tersebut dikarenakan keputusan tersebut dibuat oleh para manajer yang paling dekat dengan titik keputusan.

· Kecepatan pengambilan keputusan operasional dapat meningkat karena tidak perlu mendapat persetujuan terlebih dahulu dari kantor pusat.

· Manajer kantor pusat dapat lebih berkonsentrasi pada hal-hal yang lebih luas, karena manajemen kantor pusat bebas dari pengambilan keputusan harian.

· Manajer lebih bebas menunjukkan imajinasi dan inisiatifnya, karena hanya sedikit batasan dari korporat.

· Memberikan tempat pelatihan sempurna bagi kemampuan manajerial secara umum. Para manajer mendapatkan pengalaman dalam mengelola seluruh area fungsional, dan manajemen yang lebih tinggi mendapatkan kesempatan untuk mengevaluasi potensi pekerjaan yang tingkatnya lebih tinggi.

· Kesadaran terhadap laba semakin meningkat, karena para manajer yang bertnggung jawab atas laba akan selalu mencari cara untuk meningkatkan labanya.

· Memberikan informasi siap pakai kepada manajemen puncak tentang profitabilitas komponen-komponen individual perusahaan.

· Output yg siap pakai membuat pusat laba sangat responsif terhadap tekanan utk meningkatkan kinerja kompetitif.

Kesulitan yang Dihadapi Pusat Laba

· Pengambilan keputusan yang terdesentralisasi akan memaksa manajemen puncak untuk lebih mengandalkan laporan pengendalian manajemen dan bukan wawasan pribadinya atas suatu operasi, sehingga mengakibatkan hilangnya pengendalian.

· Kualitas keputusan yang diambil unit akan berkurang apabila manajemen kantor pusat lebih mampu dan memiliki informasi yang lebih baik.

· Perselisihan dapat meningkat (karena argumen-argumen tentang harga transfer yang sesuai, pengalokasian biaya umum yang tepat dan kredit untuk pendapatan yang sebelumnya dihasilkan secara bersama-sama antara 2 atau lebih unit bisnis).

· Kompetisi yang tinggi antar manajer unit.peningkatan laba untuk satu manajer dapat berarti pengurangan laba bagi manajer yang lain. Dalam situasi seperti ini, seorang manajer dapat saja gagal untuk memberikan potensi penjualan ke unit lain yang lebih tepat untuk merealisasikannya.

· Adanya biaya tambahan karena duplikasi tugas di setiap pusat laba.

· Manajer yang kompeten terhadap satu kompetensi mungkin tidak ada karena tidak ada kesempatan yang cukup bagi mengembangkan kompetensi manajemen umum.

· Cenderung kepada profitabilitas jangka pendek daripada profitabilitas jangka panjang. Hal ini disebabkan karena setiap manajemen ingin melaporkan laba yang tinggi, manajer pusat laba dapat lalai melaksanakan penelitian dan pengembangan, program-program pelatihan ataupun perawatan.

· Optimalisasi laba dari pusat laba tidak dapat menjamin optimalisasi laba perusahaan secara keseluruhan.

Unit Bisnis sebagai Pusat Laba

Hampir semua unit bisnis diciptakan sebagai pusat laba kerena manajer yang bertanggung jawab atas unit tersebut memiliki kendali atas perkembangan produk, proses produksi, dan pemasaran. Para manajer tersebut berperan untuk mempengaruhi pendapatan dan beban sedemikian rupa sehingga dapat dianggap bertanggung jawab atas laba bersih. Meskipun demikian wewenang seorang manajer dapat dibatasi dengan berbagai cara, yang sebaiknya dicerminkan dalam desain dan operasi pusat laba.

Hal utama yang harus dipertimbangkan adalah adanya batasan atas wewenang manajer unit bisnis. Batasan dapat muncul dari unit bisnis lain maupun dari manajemen korporat.

1. Batasan dari unit bisnis lain

Salah satu masalah utama teradi ketika suatu unit bisnis harus berurusan dengan unit bisnis lain. Batasan dari unit bisnis lain akan semakin tidak terlihat apabila keputusan produk, keputusan pemasaran dan keputusan perolehan dilakukan oleh satu unit bisnis, disamping itu terdapat sinergi antar unit bisnis. Jia seorang manajer unit bisnis mengendalikan ketiga aktivitas tersebut, biasanya tidak akan ada kesulitan dalam melaksanakan tanggung jawab laba dan mengukur kinerja. Pada umumnya semakin terintegrasi suatu perusahaan maka akan semakin sulit melakukan tanggung jawab pusat laba tunggal untuk ketiga aktivitas tersebut dalam lini produk yang ada.

2. Batasan dari manajmen korporat

Batasan dari manajemen korporat dikelompokkan menjadi 3 bagian, yaitu batasan-batasan yang timbul dari: pertimbangan-pertimbangan strategis, karena adanya keseragaman dan dari nilai ekonomis sentralisasi.

Hampir semua perusahaan mempertahankan beberapa keputusan terutama keputusan financial, pada tingkat korporat, setidaknya untuk aktivitas domestic. Akibatnya, salah satu batasan utama atas unit bisnis berasal dari pengendalian korporat terhadap investasi baru. Unit bisnis yang ada harus bersaing satu sama lain untuk mendapatkan bagian dari dana yang tersedia.

Pusat laba selain unit bisnis

Perusahaan multibisnis biasanya terbagi ke dalam unit-unit bisnis dimana setiap unit diperlakukan sebagai unit penghasil laba yang independen. Tetapi subunit yang ada dalam unit bisnis tersebut dapat saja terorganisisr secara fungsional missal aktivitas operasi pemasaran, manufaktur, dan jasa yang dijadikan sebagai pusat laba. Tidak ada prinsip-prinsip tertentu yang menyatakan bahwa unit tertentu yang merupakan pusat laba sementara dan yang lainnya bukan.

1. Pemasaran

Aktivitas pemasaran dapat dijadikan sebagai pusat laba dengan membebankan biaya dari produk yang terjual. Harga transfer ini memberikan informasi yang relevan kepada manajer pemasaran dalam membuat trade off pendapan/pengeluaran yang optimal, dan praktek standar untuk mengukur manajer pusat laba berdasarkan profitabilitasnya akan memberikan evaluasi terhadap trade off yang dibuat.

2. Manufaktur

Aktivitas manufaktur biasanya merupakan pusat beban, dimana manajemen dinilai berdasarkan kinerja versus biaya standard an anggaran overhead. Tetapi, ukuran ini dapat menimbulkan masalah, karena ukuran tersebut tidak mengindikasikan sejauh mana kinerja manajemen atas seluruh aspek dari pekerjaannya. Dalam hal ini diharapkan manajer membuat keputusan terpisah atas aktivitas pengendalian mutu, penjadwalan produk ataupun keputusan membuat atau membeli. Selisih antara harga jual produk dengan estimasi biaya pemasaran merupakan pertimbangan utama meskipun hanya merupakan laba semu.

3. Unit pendukung dan pelayanan

Unit Pendukung Pelayanan (pemeliharaan, TI, transportasi, teknik, konsultan, layanan konsumen dan aktivitas pendukung). Beban yang digunakan merupakan pertimbangan utama, jadi manajer harus mampu menentukan biaya pelayanan yang ekonomis meskipun berasal dari pemasok luar.

4. Organisasi lainnya

Yang dimaksud dengan organisasi lainnya dalam hal ini adalah kantor cabang. Suatu perusahaan dengan operasi cabang yang bertanggung jawab atas pemasaran produk di wilayah geografis tertentu seringkali menjai pusat laba secara alamiah.

Mengukur Profitabilitas Pusat Laba

Terdapat dua ukuran profitabilitas, yaitu kinerja manajemen dan kinerja ekonomis.

1. Pengukuran prestasi manajemen atau pengukuran prestasi personel dimaksudkan untuk menilai tingkat kinerja manajer suatu pusat pertanggungjawaban dalam mencapai tujuan. Pengukuran ini dilakukan dengan maksud untuk proses perencanaan, pengkoordinasian, pengendalian kegiatan, dan pemberian motivasi kerja para manajer pusat laba. Penilaian ini hanya sebatas pada pendapatan dan biaya yang memang dapat dipengaruhi atau dikendalikan oleh manajer pusat laba yang diukur. Untuk menyatakan tingkat keberhasilan suatu pusat laba, maka hasil pencapaiannya dibandingkan dnegan standar atau anggaran yang telah ditetapkan sebelumnya. Penyimpangan yang terjadi diantaranya akan menunjukkan seberapa baik prestasi atau kinerja yang dicapai.

2. Pengukuran prestasi ekonomi

Manajer pusat pertanggungjawaban tidak hanya dinilai sebatas pada pendapatan dan biaya yang dapat dikendalikan saja akan tetapi juga meliputi pendapatan dan biaya dari alokasi. Pengukuran kinerja ekonomi ini menekankan pada prestasi manajer pusat pertanggungjawaban sebagai suatu kesatuan ekonomi. Laporan ini dilakukan dalam frekuensi yang lebih jarang dibandingkan dengan pengukuran prestasi manajemen.

Referensi :

Anthony, Robert N dan Vijai Govindarajan. 2005. Management Control System. Jakarta ; Salemba Empat

http://cafe-ekonomi.blogspot.com/2009/11/makalah-pusat-labaunit-bisnis.html

http://blog.unila.ac.id/radengunawans/files/2010/07/Bab-8.pdf