Islamic Widget

Tuesday, April 6, 2010

alasan memilih penelitian ini...




1.1 Latar Belakang
Saham merupakan salah satu bentuk investasi di pasar modal yang dilakukan oleh investor dengan cara membeli surat berharga dari sebuah perusahaan sehingga ia memiliki hak atas perusahaan tersebut. Menurut Buku Panduan Investasi di Pasar Modal (2003), saham adalah sertifikat yang menunjukan bukti kepemilikan suatu perusahaan, dan pemegang saham memiliki hak klaim atas penghasilan dan aktiva perusahaan. Sedangkan pasar modal itu sendiri berdasarkan pendapat Riyanto (2001) adalah tempat bertemunya permintaan dan penawaran dana jangka menengah atau jangka panjang antara investor dengan emiten/perusahaan yang menerbitkan saham untuk ditawarkan kepada masyarakat luas. Perusahaan yang sahamnya beredar di pasar modal adalah perusahaan yang Go Public. Perusahaan ini melakukan penjualan atas sebagian sahamnya kepada masyarakat luas. Hal ini dilakukan dalam rangka memenuhi kebutuhan dana selain dari mencari pinjaman, merger, ataupun yang lainnya.
Saham merupakan jenis investasi yang banyak diminati oleh investor walaupun beresiko. Setiap sekuritas mempunyai resiko yang berbeda-beda dan saham merupakan sekuritas yang mempunyai resiko yang tinggi dibanding dengan sekuritas lain (Haryanto et al., 2007). Para investor dihadapkan dengan resiko yang berhubungan dengan tingkat keuntungan/laba yang ingin diperolehnya kerena pada dasarnya setiap kegiatan investasi bertujuan untuk memperoleh keuntungan/laba. Menurut Irawati et al., (2007) laba merupakan komponen laporan keuangan yang bertujuan untuk menilai kinerja manajemen, membantu mengestimasi kemampuan laba yang representatif dalam jangka panjang dan menaksir resiko-resiko investasi. Oleh sebab itu, seorang investor akan selalu mencari portofolio optimum yang menawarkan expected return maksimum pada tingkat resiko tertentu, atau portofolio yang menawarkan resiko minimum pada tingkat expected return tertentu. (Wibowo et al., 2003). Sebelum menginvestasikan dananya, seorang investor perlu memastikan bahwa investasi yang dilakukan dapat memberikan tingkat pengembalian yang sesuai dengan tingkat resiko yang dihadapinya. Begitu pula dengan pendapat Wiksuana et al. (2008) yang menyatakan bahwa dalam mengevaluasi kinerja portofolio saham, investor harus memperhatikan apakah tingkat return portofolio yang di peroleh sudah cukup memadai untuk menutup resiko yang perlu ditanggung.
Secara sederhana perubahan minat investor terhadap suatu perusahaan tercermin pada perubahan harga sahamnya di pasar modal (Subiyantoro et al,.2003). Karena hal tersebut, investor perlu memiliki informasi berkaitan dengan dinamika harga saham untuk menentukan keputusan mengenai saham perusahaan yang layak untuk dijadikan tempat berinvestasi sehingga investor dapat memastikan bahwa investasi dalam bentuk saham dapat memberikan tingkat pengembalian yang optimum. Dalam hal ini faktor permintaan dan penawaran pada dasarnya mempengaruhi harga saham. Jika permintaan dari suatu saham meningkat maka harganya pun akan cenderung naik begitu pula sebaliknya. Sedangkan harga akan cenderung turun jika kelebihan penawaran. Husnan (1998) mengutip pendapat Maurice Kendall yang menyatakan harga saham tidak dapat diprediksi atau mengikuti pola tidak tentu, ia bergerak mengikuti random walk sehingga pemodal harus puas dengan normal return dengan tingkat keuntungan yang diberikan oleh mekanisme pasar
Banyak faktor yang mempengaruhi harga saham yang dinilai dari analisis-analisis yang ada. Terdapat dua macam analisis yang banyak digunakan untuk menentukan harga saham yaitu analisis teknikal dan analisis fundamental (Hamzah, 2006). Analisis teknikal menentukan harga saham dengan menggunakan data pasar dari saham seperti harga saham, volume transaksi saham, dan index pasar. Sedangkan analisis fundamental atau analisis perusahaan yaitu menentukan harga saham dengan menggunakan data dari keuangan perusahaan seperti laba, deviden yang dibayar, penjualan, pertumbuhan, dan prospek serta kondisi perusahaan. Semakin tinggi proporsi laba yang dibagikan dalam bentuk dividen (Dividen payout ratio) maka semakin tinggi harga saham tersebut. Dividen yang dibagikan, terutama cash dividen merupakan pondasi dalam menilai saham perusahaan karena mencerminkan ekspektasi kas yang dapat dibagikan tiap 3 periode di masa depan (Jones, 2000). Selain itu dilihat dari faktor laba per lembar saham/ Earning per Share (EPS), pertumbuhan EPS menunjukan prospek earnings di masa depan yang membuat investor tertarik sehingga dapat mempengaruhi harga saham. Kedua analisis tersebut menggunakan data yang berasal dari manjemen atau pihak intern perusahaan. Para Investor berkepentingan atas informasi yang berhubungan dengan kondisi keuangan yang berdampak pada kemampuan perusahaan untuk membayar dividen untuk menghindari kebangkrutan. Oleh karena itu, investor hanya akan menginvestasikan dananya kepada perusahaan yang mempunyai reputasi baik.
Di samping itu ada faktor lain yang mempengaruhi pergerakan saham yaitu faktor makro ekonomi, politik, keamanan, sentimen pasar, pengaruh pasar saham secara keseluruhan, atau kejadian lain yang dianggap mempengaruhi emiten tersebut. (Wahyudi, 2003). Hal tersebut biasa disebut dengan resiko sistematik. Menurut pendapat Haryanto et al.,(2007) resiko sistematik adalah resiko yang menimpa semua perusahaan, seperti inflasi, resesi, krisis moneter, dan sebagainya. Resiko ini merupakan resiko yang tidak dapat dihilangkan. Pemahaman terhadap resiko sistematik dapat membantu perusahaan atau investor dalam pengambilan keputusan-keputusan bisnis. Faktor-faktor yang mempengaruhi besar kecilnya resiko sistematik biasanya merupakan faktor makro ekonomi. Dengan melakukan penilaian yang akurat terhadap saham yang akan dibeli maka investor dapat meminimalkan resiko sekaligus membantu untuk mendapatkan keuntungan yang wajar bagi investor.
Berdasar uraian di atas maka penulis ingin mengetahui faktor-faktor yang secara signifikan mempengaruhi dinamika harga saham perusahaan dilihat dari faktor internal perusahaan dan faktor eksternal perusahaan yaitu dari faktor earning per Share (EPS), Dividen Payout Ratio (DPR), dan kurs dollar terhadap harga saham suatu perusahaan. Alasan penulis mengambil tingkat dividen payout ratio, earning per share dan kurs dollar sebagai variabel adalah sebagai berikut: pertama, kemampuan perusahaan menghasilkan laba bersih per lembar saham dan kemampuan perusahaan membagikan dividen merupakan indikator fundamental keuangan perusahaan, yang seringkali dipakai sebagai acuan untuk mengambil keputusan investasi dalam saham. Sedangkan kurs dollar merupakan faktor eksternal dari sisi makro ekonomi yang mempengaruhi harga saham. Kedua, semakin berkembangnya pasar modal di Indonesia menuju ke arah yang efisien dimana semua informasi yang relevan bisa dipakai sebagai masukan untuk menilai harga saham. Oleh karena itu penulis memberikan judul : ” PENGARUH EARNING PER SHARE (EPS), DIVIDEN PAYOUT RATIO (DPR), DAN KURS DOLLAR TERHADAP HARGA SAHAM PERUSAHAAN TELEKOMUNIKASI INDONESIA ”

0 komentar:

Post a Comment